Wayan Indah Harris Seorang Wanita Berasal Dari Australia Menjadi Muallaf, taipan99
BERITA INDONESIA TERKINI - Ceramah dai kondang, Zakir Abdul Karim Naik bertajuk 'Qur'an and Modern Science' di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (10/4/2017), diisi dengan acara pengisalaman.
Tercatat, ada delapan jamaah ceramaah di balai sidang Baruga Andi Pangerang Petta Rani, kampus Universitas Hasanuddin, Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Makassar, menyatakan masuk Islam atau menjadi muallaf.
Satu di antara kedelapan mullaf itu menjadi perbincangan pada grup pesan instan WhatsApp di Makassar.
Pasalnya, parasnya cantik.
"Yg ini mgkn.. muallaf cantik," demikian ditulis Ilham Mulyawan melalui sebuah grup saat mengomentari foto muallaf tersebut.
Lalu, siapakah dia?
Jurnalis Taipan99.com, Fahrizal Syam yang berada di lokasi acara kemudian menanyakan identitasnya.
Dia adalah Wayan Indah Harris.
Gadis berusia 22 tahun atau lahir pada tahun 1995 merupakan blasteran Bali dan Australia.
Ayahnya berasal dari Australia, sedangkan ibunya dari Bali.
Saat ini, dia tinggal di Makassar dan menempuh pendidikan tinggi pada perguruan tinggi swasta di kota ini.
Antar Zakir Naik Pakai Pesawat Pribadi
Zakir Naik pada Senin (10/4/2017) hari ini, mengisi ceramah umumnya di depan puluhan ribu jamaah di ballroom kampus Universitas Hasanuddin, Baruga Andi Pangerang Petta Rani, Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan.
Ceramah di Makassar bertajuk 'Quran and Modern Science' dan merupakan agenda terakhir dalam rangkaian kunjungan ahli perbandingan agama tersebut ke Indonesia.
Zakir ditemani istrinya, Farhat Naik tiba di Makassar, Minggu (9/4/2017) malam.
Perjalanannya ke "Kota Daeng" terbilang istimewa sebab dia tak menggunakan alat transportasi umum.
Dari Jakarta, Zakir bersama dengan rombongan menumpangi private jet (pesawat udara/jet pribadi).
Kok bisa?
Ya, Zakir memang tak punya private jet, bahkan dalam turnya ke Indonesia, dia menolak menerima bayaran (uang honor) dari panitia.
Soal private jet, Zakir mendapatkan fasilitas itu dari founder/owner Bosowa Corporation, Aksa Mahmud.
Aksalah yang membantu perjalanan alumnus Universitas Mumbai tersebut ke Makassar.
Namun, Aksa tak ikut terbang ke Makassar sebab harus menyelesaikan berbagai urusan penting di Jakarta.
Pesawat udara Embraer Legacy 500 bernomor registrasi N712EA itu terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Ikut terbang, antara lain putri Aksa, Melinda Aksa dan suaminya, Munafri Arifuddin.
Selain sebagai menantu Aksa, Munafri juga merupakan CEO PSM Makassar, Komisaris Utama PT Bosowa Media Grafika (Taipan99), dan CEO Bosowa Resources.
Tak banyak yang ikut dalam penerbangan sipil dan unschedule ini, layaknya dalam penerbangan komersil.
Pasalnya, kapasitas pesawat jauh lebih kecil dibanding pesawat jenis ATR, Fokker, atau Boeing, bahkan Airbus.
Pesawat ini dikonfigurasi untuk membawa hingga 12 penumpang.
Embraer Legacy 500 diproduksi hanya 23 unit di dunia oleh produsennya asal Brasil, Embraer.
Harga per unitnya 20 juta USD atau setara Rp 266,9 miliar.
Berdasarkan foto diperoleh Taipan99.com dari akun milik Munafri sekaligus alumnus Universitas Hasanududin pada Instagram @appi_mika, Munafri tampak akrab dengan Zakir di dalam pesawat.
Sebelum terbang, mereka juga sempat berbincang-bincang di bandara.
Saat tiba di Makassar pada pukul 21:30 Wita, Minggu kemarin, Zakir dijemput menggunakan mobil MPV premium, Toyota Alphard.
Lalu, menuju ke Rumah Jabatan Wali Kota Makassar untuk dijamu makan malam.
Setelah itu, Munafri dan keluarga besar Aksa menginapkan Zakir di hotel miliknya, Hotel Novotel Grand Shayla, Jalan Chairil Anwar, Makassar.
Alasan Zakir Naik Tinggalkan Profesi Dokter
Selain ceramah tentang agama, Zakir Naik juga menyelipkan kisah dirinya yang meninggalkan profesi dokter.
Menurut dia, profesi terbaik bukan menjadi seorang dokter.
“Saya sebelumnya menjadi seorang dokter. Tetapi saya mempelajari Alquran. Saya menyadari profesi dokter bukanlah yang terbaik," ujar Zakir.
Zakir melanjutkan, dirinya merasa profesi terbaik adalah yang saat ini sedang dijalaninya yakni seorang dai.
“Tapi profesi terbaik adalah menjadi seorang dai. Akhirnya saya berhenti menjadi dokter,” katanya.
Menariknya pula, Zakir Naik datang ke Indonesia atas biaya sendiri.
Dikutip dari keterangan panitia yang dimuat pada laman Suara-Islam.com, pakar teologi itu juga tak meminta uang honorarium kepada panitia.
Permintaannya hanya akomodasi selama di Indonesia, jumlah peserta yang banyak, sound system yang bagus, dan jaminan keamanan selama acara berlangsung.
Sebelumnya, pada April 2016, Zakir Naik sempat dikabarkan diagendakan menjadi narasumber pada talk show ‘Comparative Religion, Shining Beyond Borders’ dalam rangka milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ke-35.
Namun, belakangan panitia talk show batal menghadirkan Zakir Naik karena alasan padatnya agenda.
Sakong | BandarQ | AduQ | Domino99 | Bandar Poker | Poker | Capsa Susun
0 komentar:
Posting Komentar